SUARA PROBOLINGGO – Desa Tandon Sentul, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, meriah dengan penyelenggaraan selamatan desa selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu (9-11/8/2024).
Ribuan warga berkumpul di sana, merayakan tradisi yang sarat makna dan penuh semangat. Kehadiran tokoh karismatik Gus Haris turut memeriahkan suasana, menjadikan acara tersebut tak terlupakan.
Puncak acara diwarnai dengan final Karapan Sapi yang berlangsung selama dua hari, mengundang puluhan peserta dari berbagai penjuru Kabupaten Probolinggo. Suara riuh sorak-sorai penonton dan derap langkah sapi-sapi balap mengiringi atmosfer penuh semangat yang membara di bawah terik matahari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada seri pertama, Lintas Langit, sapi milik Carik Holil dari Desa Tempuran, berhasil menjadi juara, mengalahkan Bintang Tamu dari Desa Langgundih milik Putri Aliya, yang harus puas di posisi kedua. Sipetir milik Satimin dari Desa Palang Besi menempati posisi ketiga.
Sementara itu, di seri kedua, Jendral Lintasan milik Samsul dari Tiris keluar sebagai pemenang pertama, diikuti oleh Arsetan Bos Muda dari Desa Tandon Sentul milik Sarmadi di posisi kedua, dan Lintang Jaya milik Pandi dari Desa Pedagangan di posisi ketiga.
Selain Karapan Sapi, acara semakin semarak dengan digelarnya Ojhung, sebuah tradisi adu ketangkasan yang melibatkan sekitar 50 peserta dari berbagai desa, termasuk Semendi, Sumberejo, dan Muneng. Suara riuh rotan yang beradu dengan tubuh para peserta menciptakan suasana yang penuh ketegangan, memacu adrenalin penonton.
Menariknya, Kepala Desa Tandon Sentul, Sukri, memberikan penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp200 ribu untuk setiap peserta dari desanya, sementara peserta dari luar desa menerima Rp50 ribu. Ojhung kali ini tidak mencari pemenang atau pecundang, tetapi menekankan pada semangat bertarung yang ditunjukkan oleh para peserta, dengan pukulan rotan yang dibatasi hingga lima kali.
Sukri, selaku Kepala Desa Tandon Sentul, menyampaikan kebanggaannya atas suksesnya acara yang menjadi momen bersejarah pertama kali dalam desanya. “Selamatan desa ini adalah bentuk syukur kami atas karunia yang diberikan Allah,” ucap Sukri.
Ia juga menekankan pentingnya melestarikan tradisi seperti Ojhung dan Karapan Sapi sebagai bagian dari identitas suku Madura. “Acara ini adalah bukti bahwa budaya leluhur tetap hidup dan berdenyut di tengah masyarakat. Saya bangga dengan semangat para peserta, terutama dari desa ini sendiri,” tambahnya.
Gus Haris, yang menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut, mengungkapkan kekagumannya terhadap antusiasme warga dan kekayaan budaya yang tetap terjaga dengan baik. “Ini adalah cermin kekuatan gotong royong dan kecintaan kita pada tradisi,” ujarnya.
Sebagai calon Bupati Probolinggo, Gus Haris menekankan pentingnya dukungan untuk melestarikan tradisi seperti Karapan Sapi dan Ojhung, yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai perekat persaudaraan di masyarakat.
Menjelang akhir perayaan, Minggu (11 Agustus 2024), suasana semakin meriah dengan kolaborasi DJ Caca dan Brewog Audio yang dimulai pukul 19.00 WIB hingga larut malam. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi warisan nenek moyang masih sangat relevan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat.
Selamatan desa ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga menegaskan bahwa tradisi leluhur tetap hidup dan berdenyut kuat di tengah arus modernisasi. Warga berharap acara semacam ini akan terus menjadi agenda tahunan yang dinantikan, memperkuat akar budaya di tanah Probolinggo yang kaya akan tradisi. (*)